Friday, March 20, 2020

Iman Yang Sederhana

Satu kisah yang memberi kekuatan untuk saya adalah kisah perempuan pendarahan 12 tahun yang diceritakan di Alkitab. 


Markus 5:25-34
Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.  Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.  Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya  aku akan sembuh."  Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.  Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga  yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"  Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.  Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.  Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"
Saat itu karena pendarahannya maka perempuan ini diasingkan dari komunitas karena dianggap najis. Najis dengan kata lain juga ia tidak boleh menyentuh orang lain atau disentuh orang lain. Selain tidak mendapatkan dukungan sosial, ia sudah menghabiskan banyak uang untuk kesembuhannya namun tetap saja tidak sembuh. Saya tidak bisa membayangkan dalam kesehariannya ia harus terus menerus melihat darah yang keluar dari tubuhnya tanpa tahu bagaimana menghentikannya. Mungkin rasanya juga lemas karena harus kehilangan banyak darah. Hal ini sudah berlangsung 12 tahun. Mungkin baginya sudah tidak ada pengharapan dan akan lebih baik mati saja. 

Saat Tuhan Yesus datang, ia tidak kenal Tuhan Yesus, hanya mendengar saja berita tentang Tuhan Yesus. Ia menguatkan diri di tengah kelemahan tubuhnya untuk mendekati Tuhan Yesus. Padahal situasinya waktu itu banyak sekali yang mengerumuni Tuhan Yesus, jadi ia mengeluarkan banyak sekali usaha. Apabila ketahuan mungkin ia juga bisa dihukum karena statusnya saat itu najis dimana ia tidak boleh menyentuh siapa pun. Ia hanya punya iman yang sederhana bahwa apabila ia menjamah jubah Tuhan Yesus saja ia akan sembuh. Padahal ia cuma dengar berita saja, belum terbuktikan dan sederhana sekali pikirannya : Asalkan kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh. What? Luar biasa imannya ini. Tidak sekedar sederhana, ia juga berani mendekati kerumunan orang yang berpotensi membuat tubuhnya mungkin bisa tambah sakit dan mengeluarkan pendarahan lebih banyak. 

Keberaniannya dengan menyentuh jubah Tuhan Yesus ini menghasilkan kesembuhan. Ia akhirnya sembuh. Sakit penyakitnya yang sudah diderita selama 12 tahun, mendadak sembuh seketika. Imannya telah menyelamatkan dirinya! Lebih luar biasanya Alkitab menceritakan bahwa Tuhan Yesus saja awalnya tidak tahu siapa yang menjamah jubahnya. Ya pasti sebenarnya tahu, mungkin Tuhan Yesus kaget karena ada iman percaya yang sederhana namun tanpa persetujuan-Nya menghasilkan tenaga keluar dari dalam diri-Nya. Saya menjadi berpikir perlunya memiliki iman yang sederhana seperti perempuan itu. Melalui iman yang sederhana ini ia berhasil mengeluarkan tenaga Tuhan Yesus untuk menjamah dan menyembuhkan diri-Nya, bahkan tanpa sepengetahuan Tuhan Yesus. Hal ini menguatkan saya untuk terus percaya, bahkan saat mungkin Tuhan Yesus berpikir tidak akan mengaruniakan anak buat saya maka asal kujamah saja jubah-Nya maka pasti saya akan punya anak. Setiap berdoa saya seakan-akan menjerit, Tuhan kujamah jubah-Mu Tuhan. Dalam nama-Mu aku percaya bahwa aku akan memiliki anak. 

No comments:

Post a Comment