Tuesday, March 24, 2020

Kenapa Saya Harus Menunggu?

Sering saya menyebutkan bahwa tidak enak bahkan menyebalkan berada dalam ruang penantian. Saya menunggu selama 5 tahun lebih untuk punya anak, sungguh bukan hal yang mudah. Terkadang ada rasa ketidakpastian yang mengganggu. Ada-ada juga hal-hal yang melemahkan, namun ada juga hal-hal yang menguatkan. Selama 5 tahun lebih ini saya banyak berpikir kenapa Tuhan ingin kita menunggu untuk sesuatu hal yang mungkin bagi orang lain mudah untuk didapatkan.

1. Tuhan ingin melatih iman kita supaya kuat
Saya pernah sebutkan yang membuat saya bisa bertahan selama 5 tahun lebih ini adalah iman. Belajar melihat apa yang tidak kelihatan. Hidup dengan keyakinan bahwa saat kita menunggu, Tuhan sedang bekerja di belakang layar. Seringkali kita tidak menyadarinya, bahkan baru sadar saat sudah mendapatkan jawaban Tuhan. Tuhan tidak pernah terburu-buru. Dia tidak pernah terlalu cepat atau terlalu lambat, semuanya selalu dijadikan-Nya indah pada waktu-Nya. 
Ulangan 8:2
Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
Jika semua doa langsung Tuhan jawab dan semua masalah langsung selesai maka iman kita tidak pernah dilatih. Kita menjadi anak-anak yang manja dan tidak perlu iman. Namun kehidupan selalu penuh dengan penantian. Sama seperti orang Israel yang harus menunggu selama 40 tahun sebelum masuk ke tanah perjanjian. Tuhan menguji iman mereka. Tuhan ingin tahu seperti apa iman mereka. Buktikan pada Tuhan seperti apa imanmu. Oleh karena itu jangan menyerah, pandang senantiasa pada Tuhan. Berdoa dan setia pada perintah-Nya. Tuhan akan menghargai kesabaranmu. Ketika Tuhan ingin membuat jamur maka ia akan melakukannya hanya dengan semalam saja. Ketika Tuhan ingin menjadian pohon oak, maka Tuhan akan melakukannya bertahun-tahun. Jiwa yang hebat bertumbuh melalui penderitaan, badai, dan musim penantian. 

Mazmur 130:5 (BIMK)
Aku menantikan bantuan Tuhan, janjiNya kuharapkan

2. Tuhan mempersiapkan diri kira sebaik-baiknya 
Memangnya kondisi finansial saya sudah cukup apabila setelah menikah saya langsung punya anak? Memangnya saya sudah siap jadi ibu kalau saya punya anak? Memangnya ambisi saya yang kuat ini tidak akan saya lampiaskan ke anak saya nanti? Memangnya saya sudah cukup sabar untuk membesarkan anak? 

Pertanyaan-pertanyaan ini kadang saya tanyakan pada diri saya saat menunggu kehamilan. Jawabannya sebagian besar belum siap. Untuk punya anak maka saya harus siap biaya untuk konsultasi dokter, melahirkan, beli stroller, beli car seat, beli bedding set, dll. Orang tua mana yang tidak mau memberi yang terbaik untuk anaknya. Saya juga perlu melatih diri saya untuk sabar menghadapi anak. Selain itu, saya perlu belajar mengendalikan ambisi saya supaya kelak nanti tidak menjadi orang tua yang penuntut. Saya rasa di masa 5 tahun ini Tuhan mempersiapkan kami secara finansial, melatih kesabaran kami, melatih bahwa apa yang terjadi tidak selalu sesuai dengan rencana kami, dan melatih iman kami.

Dalam masa penantian, Tuhan pasti memberikan misi untuk dikerjakan. Tanya pada Tuhan apa yang diinginkan Tuhan untuk kita lakukan? Saya pribadi Tuhan memberi saya misi untuk bekerja di perusahaan. Jujur saya bukan tipikal orang kerja, saya lebih suka punya usaha sendiri. Saya belajar menghadapi tuntutan dari atasan dan kolega saya. Saya belajar untuk membuat rencana dengan detail sebelum mengeksekusi suatu tindakan. Saya belajar bagaimana memimpin tim. Saya belajar bagaimana mencapai target. Banyak sekali yang saya pelajari. Dengan bekerja maka saya yang tidak suka ditekan atasan, kolega, dan aturan menjadi berusaha mengerjakan tugas sebaik mungkin supaya tidak ada alasan orang lain bisa menyalahkan saya. Saya tipikal eksekutor tapi planning saya tidak jelas, dengan bekerja saya harus mempresentasikan setiap rencana saya dengan jelas dulu baru bisa eksekusi sehingga saya belajar membuat planning jelas. Saya belajar banyak tentang kesabaran menghadapi atasan dan anak buah saya yang berbeda kepribadian. Saya belajar target-target yang bisa saya raih bukan sekedar kekuatan dan kepintaran saya, ada Tuhan yang menjadikan semua berhasil sehingga menyandarkan hidup pada Tuhan selalu menjadi pilihan pertama. Selain itu, dengan bekerja maka kami berdua punya double income yang memungkinkan kami untuk menabung dan membeli hal-hal seperti rumah, mobil, isi rumah, dll. 

Setelah saya menyelesaikan misi saya, Tuhan berikan apa yang kami gumuli selama 5 tahun ini. Wow! Kalau saya ingat, rasanya terharu dimana saya sudah menjadi pribadi yang jauh lebih berbeda dibanding saya 5 tahun lalu. Saya bersyukur nanti anak saya akan dibesarkan dengan pribadi yang jauh lebih baik ini. 

3. Tuhan ingin menggunakan kita untuk kemuliaan nama-Nya
Kalau saya tidak mengalami masa penantian yang begitu lama, mungkin teman-teman semua tidak akan pernah bisa baca blog saya. Saya tidak bisa bersaksi bagaimana Tuhan mengatur kehidupan saya dengan sempurna. Banyak perempuan mengalami hal yang sama dengan saya. Sungguh akan menjadi suatu sukacita apabila tulisan-tulisan saya ini bisa menjadi penguat dalam menanti janji Tuhan. Kalau Tuhan pencipta langit dan bumi sanggup menjawab doa saya, maka tidak ada alasan untuk Tuhan tidak menjawab doa teman-teman. Saya rindu pengalaman saya bisa menjadi berkat untuk kehidupan orang lain. Apabila ada teman-teman yang ingin saya bantu doa atau ingin berbagi kisah dalam penantian maka jangan sungkan untuk menghubungi saya di angga.rosemarie@gmail.com. Saya rindu bisa jadi berkat untuk teman-teman semua.

Next post saya akan share mengenai apa saya yang sudah saya lakukan untuk bisa hamil. :)

No comments:

Post a Comment